Langsung ke konten utama

Inilah Kekuatan Hukum Karma Yang Bermanfaat dan Merugikan



Dalam bekerjanya kamma harus dipahami bahwa terdapat kekuatan yang bermanfaat dan merugikan untuk menangkal dan menunjang hukum yang bekerja sendiri ini. Kelahiran, waktu atau keadaan, kepribadian atau penampilan dan usaha merupakan pembantu dan penghalang bagi berbuahnya Kamma.

Misalnya jika seseorang dilahirkan dalam keluarga mulia atau dalam keadaan bahagia, keberuntungan kelahirannya kadang kala akan merintangi berbuahnya Kamma jahatnya.

Sebaliknya, jika ia dilahirkan dalam keadaan menderita atau dalam keluarga tidak beruntung, kelahiran yang tidak menguntungkan ini akan menyediakan suatu kemudahan bagi Kamma jahatnya untuk bekerja.

Kedua hal ini dikenal sebagai Gati Sampatti ( kelahiran yang menyenangkan ) dan Gati Vipatti ( kelahiran yang tidak menyenangkan ).

Sangat mungkin terjadi, seseorang yang tidak cerdas, yang karena kamma baiknya, dilahirkan dalam keluarga kerajaan dan karena keturunannya yang mulia, ia dihormati orang. Jika orang yang sama mempunyai kelahiran yang kurang menguntungkan, ia tidak akan diperlakukan seperti itu.

Contoh dari hal ini misalnya kisah Raja Dutthagamani dari Sri Lanka. Ia menimbun kamma buruk dengan mengobarkan perang terhadap warga Tamil, serta kamma baik dengan berbagai kegiatan keagamaan dan sosialnya. Karena kamma penghasilnya yang baik, ia bertumimbal lahir di alam surga  yang menyenangkan. Tradisi mengatakan bahwa ia akan memiliki kelahiran terakhir pada masa Buddha Metteyya yang akan datang. Oleh karena itu kamma buruknya tidak dapat bekerja sepenuhnya karena kelahiran yang menguntungkan.

Kecantikan dan kejelekan merupakan dua faktor yang menghalangi dan menyuburkan bekerjanya Kamma.

Jika, dengan beberapa kamma baik, seseorang mencapai kelahiran yang bahagia tetapi malang bercacat fisik, ia tidak akan dapat sepenuhnya menikmati manfaat hasil kamma baiknya. Bahkan seorang pewaris tahta kerajaan mungkin tidak akan dinaikkan pada kedudukan terhormat itu jika ia mengalami cacat jasmani.

Keindahan, sebaliknya, akan menjadi modal bagi pemiliknya. Seorang putri berparas cantik dari keluarga miskin dapat menarik pria kaya dan dapat menjadikannya terkenal melalui pengaruhnya.

kesempatan yang menguntungkan dan kesempatan yang tidak menguntungkan, merupakan dua faktor lain yang mempengaruhi bekerjanya kamma, yang satu membantu, yang berikutnya merintangi.

Dalam kasus bencana kelaparan semua tanpa kecuali akan terdorong menderita nasib yang sama. Disini keadaan yang tidak menguntungkan membuka kesempatan bekerjanya kamma buruk.

Dari semua kekuatan yang bermanfaat dan merugikan ini yang terpenting adalah usaha. Dalam bekerjanya kamma, usaha atau kurang berusaha memainkan peranan penting. Dengan usaha saat ini orang dapat membuat karma baru, lingkungan baru, suasana baru, dan bahkan dunia baru.

Walaupun berada pada keadaan paling menguntungkan dan dibekali dengan semua kemudahan, jika orang tidak melakukan usaha yang tekun, orang tidak hanya kehilangan kesempatan emas, tetapi juga dapat menghancurkan diri sendiri. Usaha pribadi sangat penting bagi kemajuan duniawi maupun spiritual.

Jika seseorang tidak berusaha menyembuhkan diri sendiri dari penyakit atau untuk menyelamatkan diri sendiri dari kesulitan, atau untuk berjuang dengan tekun demi kemajuannya, kamma buruknya akan menemukan kesempatan baik untuk menghasilkan akibat yang sesuai.

Jika sebaliknya, ia berusaha sendiri untuk mengatasi kesukarannya, untuk memperbaiki keadaannya, untuk menggunakan sebaik mungkin kesempatan yang langka ini, untuk berjuang dengan gigih demi kemajuannya. Kamma baiknya akan datang membantu.

Ketika kapal karam di tengah laut, Sang Bodhisatta Maha Janaka melakukan usaha gigih untuk menyelamatkan diri, sedangkan yang lain berdoa kepada para dewa dan menggantungkan nasib mereka di tangan para dewa “Yang Maha Kuasa”. Hasilnya, Sang Bodhisatta tertolong sedang yang lain tenggelam.

Kita bukanlah mutlak majikan atau pelayan dari kamma kita, terbukti dari faktor yang meniadakan dan menunjang; bahwa berbuahnya kamma sampai batas-batas tertentu dipengaruhi oleh keadaan luar, lingkungan, kepribadian, usaha pribadi, dan sebagainya.

Hukum Kamma inilah yang dapat menjelaskan semua fenomena kelahiran, perbedaan, ketidaksetaraan, nasib, kejadian yang menimpa diri seseorang. Dan hukum kamma inilah yang memberikan penghiburan, pengharapan, kepercayaan, dan gairah moral pada setiap orang yang mengerti, mengenal, meresapi, mengikuti Jalan Kebenaran Sejati ( Dhamma ).

Ketika yang tidak diharapkan terjadi, kesulitan, kegagalan, dan ketidak beruntungan menghadangnya, seorang yang telah mengetahui akan menyadari bahwa ia sedang memetik apa yang telah ditaburkannya, dan sedang membayar hutang masa lalu. Daripada mengundurkan diri sendiri, menyerahkan semua pada kamma, ia melakukan usaha yang gigih untuk mencabut pengganggu dan menabur benih yang berguna di tempatnya, karena masa yang akan datang berada ditangannya.

Ia yang mengerti hukum Kamma, tidak mencela orang yang paling jahat sekalipun karena mereka memiliki kesempatan untuk membentuk diri mereka sendiri kapan saja. Walaupun terikat untuk menderita di alam menyedihkan, mereka mempunyai harapan untuk mencapai kedamaian yang abadi.

Dengan perbuatan mereka sendiri mereka membentuk neraka mereka sendiri, dan dengan perbuatan mereka sendiri, mereka membentuk surga mereka sendiri.

Seseorang yang telah mengerti hukum Kamma secara mutlak, tidak akan berdoa pada pihak lain untuk diselamatkan tetapi dengan yakin bergantung pada diri sendiri untuk kebebasannya. Daripada membuat berbagai penyerahan, atau menyetujui berbagai perantara istimewa, ia akan bergantung pada kekuatan kemauannya dan bekerja tiada hentinya demi kesejahteraan dan kebahagiaan semua.

Kepercayaan pada hukum Kamma akan membenarkan usahanya dan menyalakan semangatnya, karena hukum Kamma mengajarkan tanggung jawab pribadi.

Untuk seorang awam, Kamma bertindak sebagai penangkis, tetapi untuk seorang cendekiawan ia bertindak sebagai perangsang untuk  berbuat baik.

Hukum kamma ini menerangkan persoalan penderitaan, misteri dari sesuatu yang disebut nasib dan takdir dalam beberapa agama, diatas semuanya adalah ketidak-samaan umat manusia.

Kita adalah arsitek  hidup dan nasib kita sendiri. Kita adalah pembentuk diri kita sendiri. Kita adalah penghancur diri kita sendiri. Kita membangun surga kita sendiri. Kita juga membangun neraka kita sendiri.

Apa yang kita pikirkan, ucapkan dan lakukan menjadi milik kita. Buah pikiran, perkataan dan perbuatan inilah yang membentuk sebutan Kamma dan berjalan dari kehidupan ke kehidupan, memuliakan dan merendahkan kita, dalam rentang pengembaraan kita dalam Samsara.

Sang Buddha bersabda,

“ Kebajikan dan kejahatan manusia yang ia telah tempa disini, itulah yang ia miliki, yang membawanya mulai sekarang, yang menguji langkahnya, seperti bayangan mengejar. Oleh karena itu biarlah ia membuat timbunan kebaikan untuk kehidupan yang lain, dasar yang pasti dalam berbagai dunia yang akan datang. Hadiah kebaikan menunggu makhluk yang baik.

Sekian

Artikel Populer