Langsung ke konten utama

Mimpi Menurut Agama Buddha

Dalam pengertian Buddhis, sekitar 25% mimpi mempunyai kemungkinan bermakna, sedangkan ke 75% lainnya adalah hasil bentuk-bentuk pikiran yang tidak bermakna.  Meskipun mimpi mungkin bermakna, seorang umat Buddha hendaknya tidak perlu terlalu memikirkannya. Namun, apabila mimpi hendak dijadikan sarana perenungan agar hidup lebih berhati-hati, maka boleh saja hal ini dilakukan. Karena maksud perilaku hati-hati di sini adalah usaha seseorang meningkatkan kualitas diri agar berperilaku sesuai dengan Buddha Dhamma. Apabila sikap ini senantiasa dilakukan, tentu kebahagiaan akan dapat dirasakan tanpa harus dipengaruhi oleh mimpi terlebih dahulu.


Sumber : Tanya Jawab Bhikkhu Uttamo.Pdf

Artikel Populer