4 Jenis Karma Berdasarkan Waktu Munculnya Akibat yang Dihasilkan
Hasil kamma dapat diterima oleh seseorang pada saat ini, atau dalam kelahiran kembali berikutnya, atau dalam beberapa kelahiran berikutnya.
1. Ditthadhamma Vedaniya Kamma yaitu kamma atau perbuatan yang menimbulkan hasil (vipaka) dengan segera mungkin pada waktu kehidupan sekarang. Kamma ini terbagi 2 macam, yaitu :
Kamma yang memberikan hasil dalam kehidupan sekarang ini, termasuk yang sudah masak betul atau disebut dengan Paripakka Dittha Dhamma vedaniya Kamma.
Contoh : Seorang miskin bernama Punna yang memberikan dana makanan kepada Sariputta Maha Thera kemudian menjadi kaya-raya dalam waktu tujuh hari setelah berdana.
Kamma yang memberikan hasil setelah lewat tujuh hari atau disebut dengan Aparipakka Dittha Dhammavedaniya.
Contoh : Jika berbuat kebaikan atau kejahatan dalam usia muda, akan dipetik hasil dalam usia muda atau usia tua dalam kehidupan sekarang ini juga.
2. Upajja Vedaniya Kamma yaitu kamma atau perbuatan yang menimbulkan hasil pada kehidupan berikutnya yaitu satu kehidupan setelah kehidupan sekarang.
Misalnya orang yang melakukan meditasi hingga mencapai jhana tertentu, maka setelah meninggal ia akan langsung terlahir di Alam Brahma.
3. Aparapariya Vedaniya Kamma yaitu kamma atau perbuatan yang menimbulkan hasil pada kehidupan berikutnya secara berturut-turut.
Salah satu contoh adalah orang yang sering mendengarkan Dhamma, besar kemungkinan ia akan terlahir kembali di alam sorga dalam kehidupan-kehidupan yang berikutnya. Mengapa demikian? Dengan mendengarkan Dhamma, orang tersebut telah melakukan kamma baik karena ia telah melatih berdana perhatian. Selama mendengarkan Dhamma, ia juga telah memusatkan pikiran, ucapan serta perbuatannya ke arah kebajikan, apalagi jika ia dapat mengerti serta melaksanakan Dhamma dalam kehidupan sehari-hari. Kebajikan ini tentunya sangat selaras dengan salah satu isi kotbah Sang Buddha yang menyatakan bahwa mendengarkan Dhamma pada saat yang sesuai adalah Berkah Utama.
4. Ahosi Kamma yaitu Kamma yang tidak sempat berbuah karena telah kehabisan waktu atau kehilangan kesempatan untuk berbuah, karena:
Jangka waktu untuk memberikan hasilnya telah habis, atau
Kamma yang menghasilkan akibatnya telah habis, atau
Kamma tersebut telah menghasilkan akibatnya secara penuh.
Ahosi Kamma terbentuk ketika kekuatan suatu karma terhalangi oleh kekuatan karma lain yang sangat besar. Selain itu Ahosi Kamma terbentuk jika tidak adanya kondisi-kondisi pendukung yang dibutuhkan untuk kamma itu berbuah, sehingga kamma tersebut tidak menghasilkan akibat.
Contoh : Angulimala Thera, dulunya sebelum menjadi anggota Sangha, pernah menjadi penjahat dan telah membunuh 999 orang. Setelah Beliau bertemu dengan Sang Buddha , Beliau bertobat dan kemudian ditahbiskan menjadi Bhikkhu. Beliau melatih diri dengan jalan melaksanakan Vipassana Bhavana secara tekun, dan akhirnya Beliau mencapai kesucian tingkat Arahat.
Jadi, kejahatan Beliau yang telah membunuh ratusan orang itu menjadi Ahosi Kamma, karena sewaktu Beliau mencapai kesucian tingkat pertama, yaitu Sotapatti-magga, maka dengan kekuatan magga pertama itu, Beliau telah membasmi Kilesa (kekotoran batin) yang berat sehingga pintu alam Apaya tertutup dengan rapat. Ini berarti pula perbuatan membunuh ratusan orang itu menjadi Ahosi Kamma, yaitu Kamma yang tidak menimbulkan akibat sama-sekali.
Sering orang mengatakan bahwa tercapainya Nirvana adalah ketika kamma baik dan kamma buruknya telah habis. Padahal kamma itu sangat sulit untuk dapat habis berbuah karena jumlahnya yang tidak terbatas. Namun, kamma dapat dipotong. Kita dapat merasakan buah kamma apabila kita masih mempunyai badan dan batin, artinya kita masih hidup setelah dilahirkan. Apabila kita tidak dilahirkan kembali, maka kesempatan untuk merasakan buah kamma baik maupun buruk sudah tidak ada lagi. Dengan demikian, ada berbagai kamma yang tidak sempat berbuah.
Sekian.
Hasil kamma dapat diterima oleh seseorang pada saat ini, atau dalam kelahiran kembali berikutnya, atau dalam beberapa kelahiran berikutnya.
1. Ditthadhamma Vedaniya Kamma yaitu kamma atau perbuatan yang menimbulkan hasil (vipaka) dengan segera mungkin pada waktu kehidupan sekarang. Kamma ini terbagi 2 macam, yaitu :
Kamma yang memberikan hasil dalam kehidupan sekarang ini, termasuk yang sudah masak betul atau disebut dengan Paripakka Dittha Dhamma vedaniya Kamma.
Contoh : Seorang miskin bernama Punna yang memberikan dana makanan kepada Sariputta Maha Thera kemudian menjadi kaya-raya dalam waktu tujuh hari setelah berdana.
Kamma yang memberikan hasil setelah lewat tujuh hari atau disebut dengan Aparipakka Dittha Dhammavedaniya.
Contoh : Jika berbuat kebaikan atau kejahatan dalam usia muda, akan dipetik hasil dalam usia muda atau usia tua dalam kehidupan sekarang ini juga.
2. Upajja Vedaniya Kamma yaitu kamma atau perbuatan yang menimbulkan hasil pada kehidupan berikutnya yaitu satu kehidupan setelah kehidupan sekarang.
Misalnya orang yang melakukan meditasi hingga mencapai jhana tertentu, maka setelah meninggal ia akan langsung terlahir di Alam Brahma.
3. Aparapariya Vedaniya Kamma yaitu kamma atau perbuatan yang menimbulkan hasil pada kehidupan berikutnya secara berturut-turut.
Salah satu contoh adalah orang yang sering mendengarkan Dhamma, besar kemungkinan ia akan terlahir kembali di alam sorga dalam kehidupan-kehidupan yang berikutnya. Mengapa demikian? Dengan mendengarkan Dhamma, orang tersebut telah melakukan kamma baik karena ia telah melatih berdana perhatian. Selama mendengarkan Dhamma, ia juga telah memusatkan pikiran, ucapan serta perbuatannya ke arah kebajikan, apalagi jika ia dapat mengerti serta melaksanakan Dhamma dalam kehidupan sehari-hari. Kebajikan ini tentunya sangat selaras dengan salah satu isi kotbah Sang Buddha yang menyatakan bahwa mendengarkan Dhamma pada saat yang sesuai adalah Berkah Utama.
4. Ahosi Kamma yaitu Kamma yang tidak sempat berbuah karena telah kehabisan waktu atau kehilangan kesempatan untuk berbuah, karena:
Jangka waktu untuk memberikan hasilnya telah habis, atau
Kamma yang menghasilkan akibatnya telah habis, atau
Kamma tersebut telah menghasilkan akibatnya secara penuh.
Ahosi Kamma terbentuk ketika kekuatan suatu karma terhalangi oleh kekuatan karma lain yang sangat besar. Selain itu Ahosi Kamma terbentuk jika tidak adanya kondisi-kondisi pendukung yang dibutuhkan untuk kamma itu berbuah, sehingga kamma tersebut tidak menghasilkan akibat.
Contoh : Angulimala Thera, dulunya sebelum menjadi anggota Sangha, pernah menjadi penjahat dan telah membunuh 999 orang. Setelah Beliau bertemu dengan Sang Buddha , Beliau bertobat dan kemudian ditahbiskan menjadi Bhikkhu. Beliau melatih diri dengan jalan melaksanakan Vipassana Bhavana secara tekun, dan akhirnya Beliau mencapai kesucian tingkat Arahat.
Jadi, kejahatan Beliau yang telah membunuh ratusan orang itu menjadi Ahosi Kamma, karena sewaktu Beliau mencapai kesucian tingkat pertama, yaitu Sotapatti-magga, maka dengan kekuatan magga pertama itu, Beliau telah membasmi Kilesa (kekotoran batin) yang berat sehingga pintu alam Apaya tertutup dengan rapat. Ini berarti pula perbuatan membunuh ratusan orang itu menjadi Ahosi Kamma, yaitu Kamma yang tidak menimbulkan akibat sama-sekali.
Sering orang mengatakan bahwa tercapainya Nirvana adalah ketika kamma baik dan kamma buruknya telah habis. Padahal kamma itu sangat sulit untuk dapat habis berbuah karena jumlahnya yang tidak terbatas. Namun, kamma dapat dipotong. Kita dapat merasakan buah kamma apabila kita masih mempunyai badan dan batin, artinya kita masih hidup setelah dilahirkan. Apabila kita tidak dilahirkan kembali, maka kesempatan untuk merasakan buah kamma baik maupun buruk sudah tidak ada lagi. Dengan demikian, ada berbagai kamma yang tidak sempat berbuah.
Sekian.