Apakah mimpi mempunyai makna menurut pandangan agama Buddha?
Untuk menjawab pertanyaan ini, kami akan memberikan sedikit penjelasan tentang mimpi. Menurut agama Buddha, mimpi bisa timbul karena 4 sebab:
Makhluk yang dapat bermimpi adalah makhluk yang masih mempunyai kamaraga (nafsu indria) dan kepuasan dalam nafsu. Makhluk yang terbebas dari kamaraga seperti Rupa-Brahma, Arupa-Brahma, Anagami dan Arahat tidak dapat bermimpi. Selain itu, makhluk neraka juga tak bisa bermimpi karena makhluk ini dalam keadaan tersiksa setiap saat. Mimpi yang mempunyai makna adalah mimpi yang ditimbulkan oleh kekuatan dewa (bebas dari pengaruh jasmaniah dan rohaniah orang yang bersangkutan). Dari uraian tersebut, jelaslah bahwa tidak semua mimpi mempunyai makna.
Untuk menjawab pertanyaan ini, kami akan memberikan sedikit penjelasan tentang mimpi. Menurut agama Buddha, mimpi bisa timbul karena 4 sebab:
1. | Pubba-nimita: perbuatan sehari-hari yang baik maupun yang buruk dapat menimbulkan kesadaran untuk bermimpi berkenaan perbuatan tersebut. |
2. | Citta-avarana: kesadaran yang melekat dalam hal-hal yang berkesan dapat menimbulkan mimpi berkenaan dengan hal-hal tersebut. |
3. | Dewa-sanharana: dewa yang memberikan mimpi. |
4. | Dhatu: unsur dalam tubuh yang tidak normal dapat menimbulkan mimpi. |