Langsung ke konten utama

Ada 9 kondisi yang tidak menguntungkan untuk bertemu ajaran Buddha

Ada 9 kondisi yang tidak menguntungkan untuk bertemu ajaran Buddha

Terlahir sebagai manusia merupakan sebuah keberuntungan. Namun banyak manusia yang tidak menyadari keberuntungan ini.
Dalam Opammasaṁyutta bagian dari Saṁyutta Nikāya, Sang Buddha waktu itu berdiam di Savatthi dan memberikan perumpamaan sebagai berikut: Sang Bhagava mengambil sedikit tanah dengan kuku jari-Nya, lalu Sang Bhagava berkata; ”Para bhikkhu, bagaimana pendapatmu, mana yang lebih banyak, tanah yang ada di kuku jari saya ini atau tanah yang ada di bumi ini? Tanah yang ada di bumi inilah yang lebih banyak, bhante. Sedangkan tanah yang ada di kuku Sang Bhagava jauh lebih sedikit dan tidak ada artinya. Tanah yang ada di bumi ini jauh lebih banyak, tidak dapat dihitung, tidak layak dibandingkan.”
“Demikian juga para bhikkhu, makhluk-makhluk yang terlahir kembali sebagai  manusia sangatlah sedikit jumlahnya. Sedangkan makhluk-makhluk yang terlahir sebagai bukan manusia jauh lebih banyak. Oleh karena itu para bhikkhu, kalian seharusnya melatih diri demikian; kami akan berdiam dan berlatih dengan rajin, demikianlah seharusnya kalian melatih diri.”

Dalam Sangīti Sutta yang terdapat dalam Dīgha Nikāya, Sang Buddha menjelaskan ada sembilan waktu atau kondisi yang tidak menguntungkan untuk menjalani kehidupan suci (akkhaṇā asamayā brahmacariyavāsāya) yaitu:

1. Terlahir di alam neraka

Jika kita berada di alam neraka, maka kesempatan untuk bertemu Dhamma tertutup bagi kita. Karena makhluk yang hidup di alam neraka mengalami penderitaan sehingga tidaklah mungkin untuk memikirkan Dhamma.

2. Terlahir di alam binatang

Terlahir menjadi binatang tidak mempunyai kemampuan untuk membedakan kebajikan atau kejahatan. Binatang memiliki hasrat untuk menikmati kesenangan indrawi serta berkembang biak. Walaupun ada binatang yang pandai dan baik, tetapi tidaklah bisa mengerti Dhamma.

3. Terlahir di alam peta (alam hantu)

Seperti kita ketahui bahwa alam peta  atau alam hantu merupakan alam kehidupan yang dipenuhi kesengsaraan karena kelaparan, kehausan, dan kekurangan. Apabila terlahir di alam peta maka sangat membutuhkan kebaikan dari sanak keluarganya. Jika terlahir di alam peta yang kelaparan, kehausan, dan kekurangan maka sulit baginya untuk mengerti Dhamma karena hanya memikirkan perutnya saja.

4. Terlahir di alam asura (Alam Iblis)

Di alam asura memiliki kemiripan dengan alam peta yaitu memiliki kehidupan yang merana dan serba kekurangan, sehingga membuat batin tidak ceria.

5. Terlahir di alam para dewa yang berumur panjang atau alam brahma

Jika kita terlahir di alam brahma yang memiliki usia kehidupan panjang sehingga melewatkan kesempatan bertemu Dhamma Sang Buddha.

6. Terlahir di wilayah perbatasan di tengah-tengah suku tidak beradab yang bodoh, yang tidak dapat dikunjungi oleh para bhikkhu dan bhikkhuni maupun upāsaka dan upāsikā.
Jika kita terlahir di suatu daerah atau tempat seperti ini, maka tidak ada ajaran kebenaran dan kondisinya tidak memungkinkan untuk mendengarkan ajaran kebenaran.


7. Terlahir sebagai manusia tetapi memiliki pandangan salah dan pengertian yang menyimpang
Terlahir dengan pandangan tidak ada buah atau akibat dari perbuatan-perbuatan baik atau buruk.

8. Terlahir sebagai manusia tetapi tidak memiliki kebijaksanaan, bodoh, dan tidak mengetahui apakah hal yang telah dijelaskan itu benar atau salah.

9. Terlahir di jaman tidak ada Buddha.
Jika terlahir di jaman tidak ada Buddha yang muncul, maka tidak ada Dhamma.

Terlahir sebagai manusia yang sudah bertemu ajaran kebenaran atau Dhamma Sang Buddha adalah kesempatan yang sangat sulit. Oleh sebab itu, marilah kita gunakan kesempatan ini dengan sebaik-baiknya. Apabila kita terlahir di sembilan kondisi yang tidak menguntungkan, maka kita akan sulit untuk punya kesempatan bertemu Dhamma. Semoga kita terus mempraktikkan Dhamma.

Sekian.

Artikel Populer