Ya, harus. Jika orang bertanya pada anda mengenai Buddhisme, beritahu mereka. Anda bahkan bisa memberitahu mereka mengenai ajaran Buddha tanpa harus ditanyakan lebih dulu. Tapi jika, dengan perkataan atau tindakan mereka, mereka memberitahu anda kalau mereka tidak tertarik, terimalah dan hargai keputusan mereka. Juga penting untuk mengingat bahwa jauh lebih efektif anda memberitahu orang-orang mengenai Dhamma melalui tindakan dibandingkan dengan menceramahi mereka. Tunjukkan pada orang mengenai Dhamma dengan selalu penuh perhatian, baik hati, toleran, lurus dan jujur. Buatlah Dhamma bersinar melalui ucapan dan tindakan anda. Jika masing-masing dari kita, anda dan saya, mengetahui Dhamma dengan baik, mempraktikkannya dengan sebaik-baiknya dan banyak membagikannya dengan orang lain, kita bisa mendapatkan manfaat besar bagi diri kita sendiri dan orang lain.
Beberapa Khotbah Sang Buddha
Kebijaksanaan dimurnikan oleh moralitas dan moralitas dimurnikan oleh kebijaksanaan. Dimana ada yang satu, disana ada yang satunya lagi. Orang yang bermoral memiliki kebijaksanaan dan orang yang bijak memiliki moralitas. Kombinasi dari kedua ini merupakan hal tertinggi di dunia. D.I,84
Pikiran memulai dari segala sesuatu, pikiran menguasai segalanya, semuanya merupakan ciptaan pikiran. Jika seseorang berbicara atau berbuat dengan pikiran yang murni maka kebahagiaan akan mengikutinya bagaikan bayangan yang tidak pernah meninggalkannya. Dp.2
Seseorang tidak seharusnya menyalahkan atau merendahkan siapapun dimanapun untuk alasan apapun. Janganlah mengharapkan penderitaan pada yang lain karena rasa kemarahan atau persaingan. Sn. 149
Sama seperti halnya laut yang luas memiliki satu rasa, rasa asin, begitu juga Dhamma memiliki satu rasa, rasa kebebasan. Ud.56
Sangat mudah untuk melihat kesalahan orang lain namun sangat sulit untuk melihat kesalahan sendiri. Sementara kita menampi kesalahan orang lain seperti sekam, kita menyembunyikan kesalahan kita sendiri seperti pemburu yang menyembunyikan dirinya di tempat persembunyian. Barang siapa yang melihat kesalahan orang lain hanya akan menjadi marah. Hal-hal negatif pada mereka berkembang dan jauh dari kehancurannya. Dp.252-3
Banyak untaian kalung bunga bisa dibuat dari setumpuk bunga. Demikian juga, banyak perbuatan baik bisa dilakukan oleh seorang manusia. Dp.53
Ketika engkau berbicara dengan orang lain, engkau mungkin berbicara pada waktu yang tepat atau tidak, berdasarkan fakta atau tidak, secara halus atau kasar, secara langsung atau tidak, dengan pikiran yang dipenuhi kebencian atau cinta kasih. Engkau harus melatih dirimu seperti ini. “Pikiran kita tidak boleh terkotori, kita juga tidak boleh berbicara kasar tetapi dengan kebaikan dan welas asih kita akan hidup dengan pikiran yang terbebas dari kebencian dan dipenuhi cinta kasih. Kita akan hidup meliputi satu orang dengan cinta kasih, dan kemudian meliputi seluruh dunia dengan cinta kasih yang meluas, menyebar dan tak terbatas dan sama sekali tanpa kebencian ataupun permusuhan.” Dengan cara inilah engkau harus melatih dirimu sendiri. M.I,126
Ada tiga hal yang dengannya orang bijaksana bisa dikenali. Apakah yang tiga itu? Ia melihat kesalahannya sebagaimana adanya, ketika melihatnya ia berusaha memperbaikinya, ketika orang lain mengakui kesalahan mereka ia memaafkannya. A.I,103
Berhenti melakukan kejahatan, belajar untuk berbuat kebajikan, menyucikan pikiran. Inilah ajaran para Buddha. Dp. 183
Pelajarilah ini dari air. Di celah-celah pegunungan dan jurang-jurang, air mengalir dengan deras menuju anak sungai. Namun sungai besar mengalir dengan tenang. Benda kosong selalu membuat bersuara, namun benda yang berisi selalu hening. Orang dungu adalah seperti belanga yang setengah-terisi, orang bijak seperti kolam yang dalam dan tenang. Sn. 720-1
Bahkan jika seorang penjahat rendah memotong anggota tubuh satu per satu dengan gergaji balik, jika kalian memenuhi pikiranmu dengan kebencian, kalian tidak akan mempraktikkan ajaran-Ku. M.I,126
Jika seseorang pencemburu, egois, atau tidak jujur sesungguhnya mereka tidak menarik walaupun mereka pandai berbicara dan berwajah menarik. Tetapi orang yang membuang dari hal-hal itu dan bebas dari kebencianlah yang benar-benar rupawan. Dp.262-3
Adalah tidak mungkin bagi seorang yang tidak terkendali, tidak disiplin atau tidak puas mampu mengendalikan, mendisiplinkan atau memuaskan orang lain. Tetapi sangat mungkin apabila seorang yang terkendali, disiplin dan puas mampu menolong orang lain untuk menjadi seperti itu. M.I,45
Kepuasan merupakan kekayaan paling besar. Dp.227
Jika seseorang mencela-Ku, Dhamma, atau Sangha, kalian tidak boleh marah ataupun tersinggung karena itu akan menjadi mengaburkan penilaian kalian dan kalian tidak akan tahu apakah yang mereka katakan benar atau salah. Jika orang lain melakukan hal ini, jelaskan pada mereka bahwa celaan mereka tidak benar, katakanlah, “Ini tidak tepat. Itu tidak benar. Ini bukan cara kami. Itu bukanlah apa yang kami lakukan.” Demikian juga, jika orang lain memuji-Ku, Dhamma, atau Sangha kalian tidak boleh bangga dan tinggi hati karena itu akan mengaburkan penilaian kalian dan kalian tidak akan tahu apakah yang mereka katakan benar atau salah. Jika orang lain melakukan hal ini, jelaskan pada mereka bahwa pujian mereka adalah benar, katakan, “Ini tepat. Itu benar. Ini cara kami. Itu bisa ditemukan pada kami.” D.I,3
Ucapan memiliki lima tanda yang menunjukkan bahwa tidak diucapkan dengan buruk, tetapi diucapkan dengan baik, terpuji dan disanjung oleh para bijaksana. Apakah yang lima itu? Perkataan dibicarakan pada waktu yang tepat, benar, diucapkan dengan lembut, tidak bertele-tele, dan diucapkan dengan penuh cinta kasih. A.III,243
Bagaikan danau yang dalam, jernih dan tenang, demikian pula orang bijak menjadi damai sepenuhnya ketika mendengarkan sang ajaran. Dp.82
Kehilangan kekayaan merupakan hal yang tidak penting, namun merupakan hal yang sangat buruk apabila kehilangan kebijaksanaan. Mendapat kekayaan merupakan hal yang tidak penting, namun merupakan hal yang menakjubkan apabila mendapatkan kebijaksanaan. A.I,15
Walaupun seseorang yang lalai banyak melafalkan kitab suci namun tidak mempraktikkannya, mereka layaknya gembala sapi yang menghitung sapi orang lain, mereka tidak akan menikmati buah kehidupan suci. Dp.19
Bagaikan seorang ibu yang melindungi anak tunggalnya dengan nyawanya sendiri, demikian juga, seseorang harus mengembangkan cinta kasih tanpa batas pada semua makhluk di dunia. Sn.150
Jika seseorang ingin menegur orang lain, hendaknya ia merenungkan seperti ini; “Apakah saya mempraktikkan kemurnian penuh dalam tubuh dan ucapan atau tidak? Apakah kualitas ini terdapat dalam diriku atau tidak?” Jika tidak, tidak akan diragukan lagi mereka akan berkata; “Ayolah, kenapa engkau tidak mempraktikkan kemurnian dalam tubuh dan ucapan lebih dulu?” Demikian pula, seseorang yang ingin menegur orang lain hendaknya merenungkan seperti ini; “Apakah saya telah membebaskan diri saya sendiri dari keinginan jahat dan mengembangkan cinta kasih pada yang lainnya? Apakah kualitas ini terdapat dalam diri saya atau tidak?” Jika tidak, maka tidak diragukan lagi mereka akan berkata; “Ayolah, kenapa engkau sendiri tidak mempraktikkan cinta kasih?” A.V,79
Barang siapa yang mempraktikkan kebajikan dipagi hari, siang hari, ataupun malam hari, maka mereka akan berbahagia pada pagi hari, siang hari, ataupun malam hari. A.I,294
Jika orang lain melukai, memukul, melempar batu atau menyerang kalian dengan tongkat atau pedang, kalian harus menyingkirkan semua nafsu dan kehendak duniawi dan berpikir. “Pikiranku tidak akan goyah. Aku tidak boleh berkata kasar. Aku tidak akan merasakan kebencian tetapi mempertahankan kebaikan dan welas asih kepada semua makhluk.” Seperti inilah kalian harus berpikir. M.I,126
Pembuat saluran air mengarahkan air, tukang panah meluruskan anak panah, tukang kayu membentuk kayu, orang bijaksana mengendalikan dirinya sendiri. Dp.80
Ada 4 jenis orang yang terdapat dalam dunia ini. Apakah yang empat itu? mereka yang tidak memperhatikan kebahagiaan diri sendiri dan orang lain, mereka memperhatikan kebahagiaan orang lain tetapi tidak pada diri sendiri, mereka yang memperhatikan kebahagiaan diri sendiri tanpa memperhatikan kebahagiaan orang lain dan mereka yang memperhatikan kebahagiaan diri sendiri dan orang lain…Dari keempat jenis orang ini, mereka yang memperhatikan kebahagiaan mereka sendiri dan orang lain merupakan terutama, tertinggi, terkemuka, dan terbaik. A.II,94
Jika mengambil perlindungan pada Buddha, Dhamma, dan Sangha, engkau akan terbebaskan dari ketakutan dan kegentaran. S.I,220
Taklukkan kebencian dengan cinta kasih, kejahatan dengan kebaikan, kekejaman dengan kemurahan hati dan kebohongan dengan kebenaran. Dp.223
Mereka yang memiliki pikiran, ucapan, dan perbuatan yang baik merupakan sahabat baik bagi diri mereka sendiri. Bahkan jika mereka berkata, “Kami tidak peduli dengan diri kami sendiri” mereka tetap sahabat baik bagi diri mereka sendiri. Mengapa? Karena mereka melakukan bagi diri mereka sendiri apa yang harusnya dilakukan seorang teman baik bagi diri mereka. S.I,71
Janganlah menganggap remeh kebaikan dengan berkata, “Aku tidak dapat menjadi seperti itu.” Setetes demi setetes air air akan memenuhi belanga dan demikian pula sedikit demi sedikit orang bijaksana memenuhi diri mereka dengan kebaikan. Dp.122
Ketika itu seorang bhikkhu menderita sakit disentri dan berbaring diatas kotorannya sendiri. Sang Bhagavā dan Ananda mengunjungi kuti-kuti dan mereka sampai di tempat bhikkhu yang sakit itu dan Sang Bhagavā menanyakannya;
“Bhikkhu, apakah yang salah denganmu?” “Saya terkena disentri, Bhagavā.” “Tidakkah ada yang menjagamu?” “Tidak Yang Mulia.” “Mengapa yang lain tidak menjagamu?” “Karena aku tidak berguna bagi mereka.”
Kemudian Sang Bhagavā berkata kepada Ananda; “Pergi dan ambilkan air, kita akan memandikan bhikkhu ini.” Ananda kemudian membawa air dan Sang Bhagavā menuangkannya sementara Ananda membersihkan seluruh tubuh bhikkhu itu. Kemudian dengan mengangkat dari sisi kepala dan kakinya, mereka membawanya dan membaringkannya di tempat tidur. Kemudian Sang Bhagavā memanggil para bhikkhu dan bertanya; “Mengapa kalian tidak menjaga bhikkhu yang sakit ini?” “Karena ia tidak berguna bagi kami”
“Para bhikkhu, kalian tidak memiliki ayah dan ibu untuk menjaga kalian. Jika kalian tidak saling menjaga satu sama lain, siapa lagi yang akan melakukannya? Ia yang merawat yang sakit berarti merawat-Ku.” Vin.IV,301
Pemberian kebenaran melebihi pemberian apapun. Dp.354
Adalah baik untuk memikirkan kesalahan kalian dari waktu ke waktu. Adalah baik untuk memikirkan kesalahan orang lain dari waktu ke waktu. Adalah baik untuk memikirkan kebajikan kalian dari waktu ke waktu. Adalah baik untuk memikirkan kebajikan orang lain dari waktu ke waktu. A.V,159
Siapa yang berbuat baik akan bergembira sekarang, mereka akan bergembira nanti, mereka akan bergembira sekarang dan nanti. Mereka bergembira dan berbahagia ketika mereka memikirkan perbuatan baiknya sendiri. Dp. 16
Hentikanlah kejahatan. Itu bisa dilakukan. Jika itu tidak mungkin, Aku tidak akan memintamu melakukannya. Tetapi karena hal itu mungkin, maka Aku katakan, “Hentikanlah kejahatan.” Jika menghentikan kejahatan membuatmu menderita dan sedih, Aku tidak akan memintamu melakukannya. Tetapi hal itu adalah untuk kesejahteraan dan kebahagiaanmu, maka Aku katakan, “Hentikanlah kejahatan.” Peliharalah kebajikan. Itu bisa dilakukan. Jika itu tidak mungkin, Aku tidak akan memintamu melakukannya. Tetapi karena hal itu mungkin, maka Aku katakan “Peliharalah kebajikan.” Jika memelihara kebajikan membawamu pada kehilangan dan kesedihan, Aku tidak akan memintamu melakukannya. Tetapi itu akan meningkatkan kesejahteraan dan kebahagiaanmu maka Aku berkata “Peliharalah kebajikan.” A.I,58
Semua orang gentar akan hukuman, semua orang menginginkan kehidupan. Oleh karena itu, tempatkan dirimu di posisi orang lain dan tidak membunuh ataupun membenarkan pembunuhan. Dp. 130
Seperti pegunungan Himalaya, perbuatan baik bersinar dari jauh. Seperti sebuah panah yang ditembakkan di malam hari, perbuatan buruk tidak terlihat jelas. Dp.304
Sang Bhagava berkata; “Bagaimana menurutmu mengenai hal ini? Apakah gunanya cermin?”
“Cermin berguna untuk untuk memantulkan bayangan,” jawab Rahula Kemudian Sang Bhagava berkata; “Demikian pula, suatu perbuatan melalui dengan tubuh, ucapan, atau pikiran seharusnya dilakukan setelah direnungkan.” M.I,415.
Seperti halnya sungai Gangga mengalir, mengarah, bergerak menuju timur, demikian pula, orang yang berlatih dan mengembangkan Jalan Mulia Berunsur Delapan mengalir, mengarah, bergerak menuju Nirvana. S.V, 40
Mereka yang terus berpikir, “Ia melukaiku!” “Ia memukulku!” “Ia menindasku!” “Ia merampasku!” tidak akan menghentikan kebenciannya. Tetapi mereka yang melepaskan pikiran seperti itu akan menghentikan kebenciannya. Di dunia ini kebencian tidak akan dihentikan oleh kebencian. Cinta kasih yang menghentikan kebencian, inilah kebenaran abadi. Dp.3-5
Singkatan. A, Anguttara Nikaya; D, Digha Nikaya; Dp, Dhammapada; M, Majjhima Nikaya; S, Samyutta Nikaya; Sn, Sutta Nipata; Ud, Udana; Vin, Vinaya