Langsung ke konten utama

Pandangan Agama Buddha Tentang Aliran Maitreya



 Dalam salah satu sumber Dhamma disebutkan bahwa Maitreya atau Metteyya adalah Buddha yang akan datang. Beliau AKAN terlahir di dunia ini ketika Ajaran Sang Buddha Gotama telah dilupakan orang, para bhikkhu telah tiada satupun juga. Saat ini, Metteyya sebagai bodhisatta masih berada di alam surga Tusita. Dengan demikian, sudah tentu belum ada ajaranNya. Adapun aliran Maitreya yang sekarang dapat dijumpai dalam masyarakat sebenarnya lebih cenderung bersifat tradisi daripada Agama Buddha yang berdasarkan Kitab Suci Tipitaka Pali maupun Sanskerta.

Seseorang mempunyai beragam motivasi dalam mengikuti suatu organisasi agama atau kemasyarakatan. Apapun motivasinya, apabila dipandang masyarakat, teman kerja tersebut merasa sesuai atau cocok mengikuti organisasi itu, dan ia pun dapat mengembangkan kebajikan di sana, maka tentu saja ia tidak keliru untuk mengikutinya. Itu adalah hak asasinya. Sesungguhnya, pemilihan suatu agama tempat seseorang aktif berorganisasi adalah berdasarkan KECOCOKAN, bukan karena masalah benar atau salah. Kecocokan ini dibuktikan dengan adanya perubahan perilaku, cara berbicara dan
cara berpikir menuju hal yang lebih baik. Artinya, seseorang dikatakan cocok dengan suatu agama apabila setelah mengikuti agama itu ia kemudian menjadi orang yang lebih baik dan terus bertambah baik.  Sebaliknya, apabila seseorang merasa tidak cocok dengan suatu agama dalam masyarakat, maka tentu saja ia mempunyai hak untuk tidak mengikuti agama atau ajaran tersebut tanpa harus menjelek-jelekannya.

Karena mengikuti suatu agama atau kepercayaan adalah hak asasi manusia, maka orang lain hanya bisa memberikan masukan atau pandangan tentang agama lain. Ia tidak dapat dipaksa untuk mengikuti suatu agama yang ia tidak merasa cocok. Untuk memberikan pandangan tentang agama lain, dapat dilakukan dengan membagikan buku, kaset, VCD atau berbagai media komunikasi lainnya yang berisi, misalnya, Ajaran Sang Buddha Gotama. Kalau ia kemudian tertarik dan mempelajari Buddha Dhamma, maka itulah hal baik. Apabila ia tidak tertarik dengan Ajaran Sang Buddha Gotama dan ia tetap mengikuti ajaran Maitreya, maka selama ia tetap berprilaku, berbicara dan berpikir yang baik di sana, tentunya sebagai teman dapat pula membiarkannya. Sesungguhnya dalam pergaulan, seseorang hendaknya tidak membatasi diri pada orang yang beragama sama saja. Pergaulan hendaknya dibangun atas dasar kesesuaian pribadi, apapun agama atau kepercayaan yang dianutnya.

Artikel Populer