Memang cukup banyak kejadian yang tampak aneh bahkan sering dikatakan 'mukjijad' sebagai hasil doa. Namun, dalam pengertian Buddhis, keadaan itu adalah sangat wajar dan tidak aneh sama sekali. Bahwa sesungguhnya seseorang dapat sembuh dari sakit karena adanya cukup banyak timbunan kamma baik atau kebajikan yang ia miliki saat itu. Apabila timbunan kebajikan yang ia miliki sudah waktunya berbuah dalam bentuk kesehatan, maka didoakan oleh siapapun juga, bahkan tanpa doa sekalipun, ia pasti akan sembuh. Namun, jikalau kamma baik yang ia miliki belum waktunya berbuah dalam bentuk kesembuhan, maka didoakan oleh ribuan orang sekalipun ia masih tetap sakit. Seandainya memang hanya doa seseorang mampu menyembuhkan penyakit, tentunya saat ini tidak ada satu orang pun yang datang berobat ke dokter maupun dirawat di rumah sakit. Semua orang pasti telah berduyun-duyun datang untuk minta disembuhkan dengan doa. Sayangnya, apabila ada orang yang tidak sembuh ketika telah didoakan, maka biasanya keyakinanlah yang dijadikan alasan dan kambing hitamnya. Padahal, bahkan pemuka agama yang sangat yakin dengan agamanya pun bisa menderita sakit dan tidak sembuh ketika ia didoakan oleh banyak orang. Jadi, sekali lagi, menurut pandangan Buddhis, kekuatan serta kemujaraban doa sangat tergantung pada timbunan kamma baik yang dimiliki oleh orang yang didoakan tersebut.
Sumber : Tanya Jawab Bhikkhu Uttamo.Pdf
Sumber : Tanya Jawab Bhikkhu Uttamo.Pdf