Dalam Dhamma disebutkan bahwa pikiran adalah pelopor segalanya. Suka dan duka adalah hasil dari pikiran sendiri. Oleh karena itu, ketika seseorang mampu mengatur dan mengendalikan pikiran, ia pun akan mampu mengatasi suka maupun duka. Hanya saja, tentu tidak mudah untuk mengendalikan pikiran. Tidak mudah bukan berarti tidak mungkin. Perlu kesabaran, waktu, ketekunan dan semangat untuk berusaha. Salah satu sarana untuk meningkatkan kemampuan mengendalikan pikiran adalah berlatih meditasi. Ada dua jenis meditasi yang dikenal yaitu meditasi konsentrasi dan meditasi mengembangkan kesadaran. Kedua jenis meditasi ini saling membantu untuk meningkatkan pengendalian pikiran. Agar mampu mengendalikan pikiran, seseorang pada awalnya perlu berlatih meditasi konsentrasi. Meditasi ini dilakukan dengan upaya penuh berkonsentrasi pada obyek yang telah ditentukan, misalnya merasakan proses masuk dan keluarnya pernafasan yang mengalir secara alamiah. Apabila pikiran telah mampu berkonsentrasi, maka pergunakanlah konsentrasi tersebut untuk menyadari segala gerak gerik pikiran, segala bentuk ucapan maupun tindakan. Dengan perkataan lain, sadarilah secara total semua tindakan yang dilakukan dengan badan maupun batin. Kesadaran maksimal pada setiap saat inilah yang akan dapat memberikan keseimbangan batin. Batin menjadi tidak mudah lagi terhanyut oleh perasaan suka maupun duka. Timbul kesadaran dalam batin bahwa masa lampau hanya kenangan; masa depan masih impian; saat inilah kenyataan. Kesedihan adalah membandingkan keinginan yang dimiliki di masa lampau namun tidak tercapai di masa sekarang. Kebahagiaan timbul ketika keinginan di masa lalu dapat diwujudkan di masa sekarang. Semua itu jelas hanya permainan keinginan, permainan pikiran sendiri.
Sumber : Tanya Jawab Bhikkhu Uttamo.Pdf
Sumber : Tanya Jawab Bhikkhu Uttamo.Pdf